Selasa, 03 Juni 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Analisis ekonomi mikro perilaku individual selalu dimulai dengan seberapa besar kepuasan konsumen atas barang dan jasa. Yang dimaksud dengan “seberapa besar kepuasan konsumen” adalah “utiliti”. Kata utiliti berarti kekuatan untuk mencapai kepuasan.
Utiliti adalah suatu properti yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orangyang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya.

Tetapi, sudah sejak lama orang melihat suatu kelemahan penting dari teori tersebut, yaitu menyatakan kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat karena kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah diukur. Maka dikembangkan suatu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang memiliki pendapatan terbatas. Analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.   Apa yang dimaksud dengan teori nilai guna?
1.2.2.   Apa yang dimaksud dengan garis anggaran belanja?
1.2.3.   Apakah yang dimaksud dengan keseimbangan konsumen?
1.3.Tujuan
1.3.1.   Mengetahui pengertian nilai guna
1.3.2.   Mengetahui apa yang dimaksud dengan anggaran belanja
1.3.3.   Mengetahui proses terjadinya keseimbangan konsumen






BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori Nilai Guna (Utility)
A. Nilai Guna (utility)
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
1.   Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal
Dalam pendekatan nilai guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seseorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan pemisalan ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dicapainya, diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya ke atas berbagi jenis barang yag terdapat di pasar.
2.   Pendekatan nilai guna ordinal
Dalam pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama.

Nilai guna (utility) adalah kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi sejumlah barang. Nilai guna (utility) terbagi menjadi dua yaitu :
a.    Nilai Guna Total (total utility)
Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang. Kurva nilai guna total bermula dri titik 0, yang menunjukan tidak ada konsumsi barang A, selanjutnya akan naik seiring dengan bertambahnya jumlah konsumsi, dan pada akhirnya akan turun apabila konsumsi melebihi 8.
b.   Nilai Guna Marjinal (marginal utility)
Nilai guna marjinal berarti pertambahan (pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.  



B. Pemaksimuman Nilai Guna
     Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan perkataan lain setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya. Apabila yang dikonsumsinya hanya satu barang saja, tidak sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh adan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum. Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapi tingkat maksimum. Tetapi jika barang yang digunakan adalah berbagai jenisnya, cara untuk menentukan corak konsumsi barang-barang yang akan menciptakan nilai guna yang akan maksimum menjadi lebih rumit.
Cara Memaksimumkan Nilai Guna
Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlahh barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.
Syarat memaksimuman nilai guna
Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagi jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

C. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga sutu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang  berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan, yaitu :
1.      Efek Penggantian
            Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
            Penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.    
2.  Efek Pendapatan       
Jika pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga dan sebaliknya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan.
D. Surplus Konsumen      
            Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.

2.2. Garis Anggaran Belanja  
A. Kurva Kepuasan Sama (Indefference)           
Kurva indefferent merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang dari seorang konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.         
Karakter kurva kepuasan sama:   
1) Cembung terhadap titik original (convex to origin)    
2) Bergerak dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping) 
3) Tidak saling berpotongan        
4) Semakin tinggi kurva kepuasan sama, tingkat kepuasannya semakin besar    
5) Daerah yang relevan untuk berkonsumsi adalah yang berkecondongan negatif
B. Kombinasi Barang yang Mewujudkan Kepuasan Sama
                  Untuk menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seseorang konsumen hanya akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja. Misalnya makanan dan pakaian. Pemisalan- pemisalan lain adalah cita rasa masyarakat tidak berubah dan konsumen bebas untuk menentukan kombinasi barang makanan dan pakaian yang diinginkannya.
            Dalam tabel dibawah ditunjukkan enam gabungan makanan dan pakaian yang akan memberikan kepuasan sama besarnya kepada seorang konsumen. Gabungan manapun akan memberikan kepuasan yang sama, oleh karena itu maka dikatakanlah konsumen bersikap ”indifference”- yaitu bersikap acuh tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.
Berdasarkan pada gabungan- gabungan A,B,C,D,E,dan F dibuat titik- titik yang menggambarkan gabungan- gabungan tersebut. Apabila titik- titik A, B, C, D, E, dan F dihubungkan akan diperoleh kurva kepuasan sama. Dengan demikian  kurva kepuasan sama dapat didefiniskan sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan  barang-barang  yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.








Gambar Kurva Kepuasan Sama

C. Tingkat Penggantian Marginal
Tingkat Penggantian Marginal yaitu penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan ke atas konsumsi sesuatu barang (makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan pada waktu yang sama  tetap mempertahankan tingkat kepuasaan yang diperolehnya.
Tingkat penggantian marginal yang semakin bertambah kecil ini disebabkan oleh faktor berikut:
1. Pada waktu konsumen mempunyai suatu barang Y yang relatif banyak jumlahnya dan barang X yang lebih sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang besar ke atas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang X; akan tetapi
2. Semakin banyak barang X yang akan diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X.
Akibat dari tingkat penggantian marginal yang semakin kecil tersebut maka kurva kepuasan sama semakin lama semakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva kepuasaan sama adalah cekung ke titik 0.
Peta Kurva Kepuasan Sama
              Dari gambar diatas dibuat sekumpulan kurva kepuasan sama dari seorang konsumen yang menkonsumsi makanan dan pakaian. Kurva U2 menggambarkan makanan dan pakaian yang terdapat dalam table 8.1.
Gambar   Peta Kurva Kepuasan Sama
                 



D. Kurva Anggaran Pengeluaran
Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang- barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang tersebut. Di dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab ia dibatasi dengan pendapatan  yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi konsumen adalah: “Bagaimanakah ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Analisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.








BABB
BABBB
2.3. Keseimbangan Konsumen
A. Kondisi Keseimbangan
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
Kurva indiferen menunjukan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak semakin disukai, maka seseorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferen yang tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling banyak. Akan tetapi terdapat satu hal yang membatasi seseorang konsumen hanya dapat mencapai kurva indiferen tertentu yaitu garis anggaran. Dengan anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha mencapai kurva indiferen yang paling tinggi. Gambar 4.7, menunjukkan proses tersebut.
Titik P, Q dan R semuanya menghabiskan seluruh anggaran yang dimiliki konsumen karena semua terletak pada garis anggaran. Manakah di antara tiga kombinasi ini yang memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen? Kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi bagi konsumen dibandingkan kombinasi P karena terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi. Kombinasi Q dapat dijangkau oleh konsumen karena masih berada pada garis anggaran.
Dengan demikian jika konsumen memilih kombinasi P daripada Q, maka konsumen itu bertindak lebih tidak efesien, karena dengan anggaran yang sama, kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi.
Gambar 4.10. menunjukkan hubungan antara produk T dan U yang saling bersubtitusi. Keseimbangan berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T meningkat, tetapi jumlah konsumsi U menurun. Sedangkan jika hubungan antara produk T dan U berkomplemen ditunjukkan oleh gambar 4.9. Keseimbangan konsumen berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T dan produk U, keduanya bertambah.









B. Perubahan Keseimbangan
1) Perubahan Harga dan Perilaku Konsumen
Jika harga produk berubah, maka garis anggaran konsumen akan berubah sehingga akhirnya keseimbangan konsumen juga akan berubah. Gambar 4.8 memperlihatkan hal ini. Dimisalkan harga T menurun dari PTI menjadi PT2 maka garis anggaran berputar keluar. Pilihan tersedia bagi konsumen semakin banyak, sehingga konsumen juga memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh titik Q yang terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi.











2) Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen
Pada tingkat bawah, kebutuhan makan dan rumah adalah dua hal yang paling dasar dan penting.
a.Jika terjadi penurunan pendapatan, permintaan rumah akan meningkat dari R, menjadi R2. Konsumsi akan makan yang mungkin adalah antara daerah U-V. Dimisalkan di titik W. Jadi konsumsi makan akan menurun. Maka makan haruslah produk normal (Gambar 4.12).
b.Jika makan adalah produk normal, maka ketika terjadi penurunan pendapatan, permintaan untuk makan akan turun. Keseimbangan konsumsi mula-mula adalah di titik T dengan konsumsi makan sebesar M. 'Keseimbangan konsumen setelah penurunan pendapatan haruslah terletak antara U-V. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan. Jika Keseimbangan berada di titik W, berarti rumah adalah produk normal. Tetapi jika keseimbangan konsumen berada di titik X, maka rumah adalah produk inferior (Gambar 4.13).











BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pendekatan kedua untuk menerangkan tingkah laku konsumen dalam mengkonsumsikan barang dinamakan analisis kurva kepuasan sama. Dalam analisis digunakan dua jenis kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran belanja. Dengan menggunakan kedua kurva ini akan ditunjukkan bahwa konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila garis anggaran pengeluaran disinggung oleh kurva kepuasan sama yang paling tinggi.
Kurva kepuasan sama menggambarkan kombinasi dua barang yang memberikan suatu tingkat kepuasan tertentu. Sedangkan garis anggaran belanja menggambarkan kombinasi dua barang yang dapat dibeli oleh sejumlah uang tertentu.

3.2. Saran
     Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mengerti mengenai keseimbangan konsumen dan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu keseimbangan konsumen.
















DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Sadono, 2013. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi ke-3. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/EKONOMIMANAJERIAL/document/Ekonomi_Manajerial_(.pdf)/BAB_4.pdf?cidReq=EKONOMIMANAJERIAL



0 komentar:

Posting Komentar