Selasa, 03 Juni 2014

KESUCIAN CINTA YANG TERRENGGUT PERGAULAN 

MUDA-MUDI ZAMAN SEKARANG

Cinta merupakan anugerah yang kuasa, anugerah yang terindah dalam kehidupan di dunia, suatu hal yang dapat memanusiakan mahluk yang disebut manusia. Sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi dan merupakan fitrah dari manusia itu sendiri. Selain cinta, Allah yang Maha Sempurna juga menurunkan ajaran-Nya kepada Rasul yang dicintai-Nya, Islam merupakan ajaran yang diridhai dan di rahmati oleh-Nya.
Dalam ajaran Islam telah terangkum seluruh tuntunan untuk menuju ke jalan cahaya, jalan yang akan menuntun umatnya ke dalam tempat yang diidamkan semua mahluk, Jannah-Nya. Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil’alamiin, yaitu rahmat bagi seluruh umat, didalamnya terdapat tuntunan akan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dijauhi, selain itu cinta juga diajarkan dalam agama ini.
Makna dari cinta itu amatlah luas, seperti cinta dari orang tua, sesama, teman, dan sebagainya, namun kesucian akan makna cinta pada masa sekarang telah berubah makna, cinta diartikan sebagai kasih sayang terhadap kekasih atau lawan jenis yang dianggap istimewa olehnya. Mereka rela berkorban apapun demi seseorang yang ia cintai dengan tanpa memperhatikan efek dari perbuatannya dan sikap dari orang di sekelilingnya.

Era sekarang seorang remaja dapat merealisasikan cinta ketika seorang lelaki berani mengungkapkannya kepada si gadis, dan akhirnya mereka terjalin dalam suatu hubungan yang dinamakan pacaran. Suatu hubungan yang sangat dilarang oleh ajaran agama secara tegas.
Jika ditinjau dengan akal, pikiran dan dibuktikan dengan fakta dan realitas yang ada, sungguh benar ajaran Islam itu untuk melarang apa yang disebut pacaran.  Fenomena yang ada, pacaran bukanlah jalan yang ditempuh untuk mengaplikasikan makna suci dari cinta, justru sebaliknya sebagai ajang perenggut kesucian dari makna cinta.
Pacaran merupakan tindakan yang kurang rasional jika kita berpikir jernih dan berlandaskan hati nurani. Pacaran hanya akan membawa pelakunya kedalam lubang maksiat, dosa, susah dan suram,
Bagaimana tidak, pacaran merupakan suatu hubungan yang akan sangat merugikan bagi wanita. Lelaki merupakan sosok yang memiliki jiwa pengelana, maka dari itu dengan sesuka hati mereka bebeas untuk berkelana dari satu hati ke hati yang lain. Namun jika mereka diharuskan memilih perempuan mana yang akan menjadi istrinya, mereka pasti berpikiran yang sama, yaitu wanita yang baik, solehah, dan berperangai luhur nan ayu.
Sebaliknya, wanita merupakan sosok yang mencerminkan kehormatan, kehormatan wanita lah yang menjadi taruhannya, jika kehormatannya terrenggut oleh seseorang yang belum berhak, maka hancurlah kedudukan dan kehormatannya.
Hasil dari pacaran secara riil dapat kita lihat di sekeliling kita, memang lebih banyak dampak negatifnya dari pada positif. Meskipun ujung-ujungnya orang yang menjalin cinta sampai ke gerbang pernikahan pastilah pernikahan mereka tidak seindah apa yang diharapkan.
Dengan maraknya pacaran, marak juga MBA yaitu Married By Accident, suatu kondisi yang tidak diharapkan oleh setiap orang tua dan tidak sesuai dengan jiwa dan adat kebudayaan orang-orang Indonesia.

Dengan membudayanya pacaran, maka turunlah pamor dan makna akan sucinya cinta. Mereka beranggapan bahwa cinta dapat diluapkan kepada siapa dan dimana saja. Hal inilah yang mengakibatkan sering terjadinya keretakan dalam berumah tangga, padahal itu sangat dibenci oleh Allah SWT. Selain itu dampak dari maraknya perceraian, mereka yang belum pernah merasakan duduk di dalam tahta pernikahanpun akan enggan untuk melaksanakannya, karena mereka beranggapan lebih baik tidak menikah dan bisa merasakan cinta, daripada menikah hanya membuat sengsara.

0 komentar:

Posting Komentar