Sabtu, 23 November 2013



KESUCIAN CINTA YANG TERRENGGUT PERGAULAN REMAJA ZAMAN SEKARANG
Cinta merupakan anugerah yang kuasa, anugerah yang terindah dalam kehidupan di dunia, suatu hal yang dapat memanusiakan mahluk yang disebut manusia. Sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi dan merupakan fitrah dari manusia itu sendiri. Alloh menanamkan rasa cinta kepada jiwa kita sebagai bentuk dari rasa cinta-Nya kepada kita agar kita berfikir tentang-Nya. Alloh yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan,sama seperti Alloh jadikan rasa cinta manusia terhadap apa pun yang diinginkan didunia. Alloh telah berfirman :
Di jadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Alloh- lah tempat kembali yang baik (surga).(QS Ali Imran :14)

Dalam ajaran Islam telah terangkum seluruh tuntunan untuk menuju ke satu tujuan yang sama yaitu surga. Di dalam Islam terdapat tuntunan akan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dijauhi, selain itu cinta juga diajarkan dalam agama ini. Islam adalah agama yang mengajarkan cinta kasih .Cinta dari orang tua kepada anaknya, cinta kepada sesama saudaranya,sesama manusia,cinta antara pasangan suami istri dan sebagainya.
Islam tidak pernah melarang yang namanya cinta, namun Islam mengajarkan cinta agar berjalan sesuai koridornya. Islam mengatur bagaimana cara melaksanakan cinta kepada orang tua,kepada sesama manusia,kepada saudara seiman,dan cinta kepada lawan jenis.
Bila membicarakan tentang cinta kepada lawan jenis,maka satu-satunya jalan adalah pernikahan,di mana dengan penikahan semua cinta menjadi halal dan penuh keberkahan.Sebaliknya Islam melarang segala macam bentuk interaksi cinta yang tidak halal.
Makna dari cinta itu amatlah luas, seperti cinta dari orang tua, sesama, teman, dan sebagainya, namun kesucian akan makna cinta pada masa sekarang telah berubah makna, cinta diartikan sebagai kasih sayang terhadap kekasih atau lawan jenis yang dianggap istimewa olehnya. Mereka rela berkorban apapun demi seseorang yang ia cintai dengan tanpa memperhatikan efek dari perbuatannya dan sikap dari orang di sekelilingnya.Hal ini terjadi karena mereka tidak mengerti makna dari cinta yang sebenarnya.
Era sekarang seorang remaja dapat merealisasikan cinta ketika seorang lelaki berani mengungkapkannya kepada si wanita, dan akhirnya mereka terjalin dalam suatu hubungan yang dinamakan pacaran. Suatu hubungan yang sangat dilarang oleh ajaran agama secara tegas. Di mana hal ini adalah bentuk penyelewengan terhadap makna cinta kepada lawan jenis yaitu merupakan sesuatu yang mendekati perbuatan zina, bahkan kadang malah bisa berujung dengan zina, padahal Islam telah jelas melarang segala perbuatan yang mendekati zina.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
Jika ditinjau dengan akal, pikiran dan dibuktikan dengan fakta yang ada, sungguh benar ajaran Islam itu untuk melarang apa yang disebut dengan pacaran.  Dalam kondisi yang ada, pacaran bukanlah jalan yang ditempuh untuk menerapkan makna suci dari cinta, justru sebaliknya sebagai ajang perenggut kesucian dari makna cinta.
Pacaran merupakan tindakan yang kurang rasional jika kita berpikir jernih dan berlandaskan hati nurani. Pacaran hanya akan membawa pelakunya kedalam lubang maksiat, dosa, susah dan suram.
Bagaimana tidak, pacaran merupakan suatu hubungan yang akan sangat merugikan bagi wanita. Lelaki merupakan sosok yang memiliki jiwa pengelana, maka dari itu dengan sesuka hati mereka bebas untuk berkelana dari satu hati ke hati yang lain. Namun jika mereka diharuskan memilih perempuan mana yang akan menjadi istrinya, mereka pasti berpikiran yang sama, yaitu wanita yang baik, solehah, dan belum pernah ternodai oleh laki-laki manapun.
Sebaliknya, wanita merupakan sosok yang mencerminkan kehormatan, kehormatan wanita lah yang menjadi taruhannya, jika kehormatannya terenggut oleh seseorang yang belum berhak, maka hancurlah kedudukan dan kehormatannya. Sebagai seorang wanita, harusnya mereka berlomba- lomba untuk menjadi pelabuhan terakhir dari jiwa seorang lelaki.
Hasil dari pacaran secara riil dapat kita lihat di sekeliling kita, memang lebih banyak dampak negatifnya dari pada positif. Meskipun ujung-ujungnya orang yang menjalin cinta sampai ke gerbang pernikahan pastilah pernikahan mereka tidak seindah apa yang diharapkan.
Pacaran memang awalnya hanya ngobrol bareng, terus berlanjut bergandengan tangan, lalu dilanjutkan berciuman,berpelukan, dan yang paling parah berujung pada perbuatan zina. Islam melarang interaksi antara lelaki dan perempuan yang tidak berkepentingan,seperti jalan bareng, nonton bioskop, pergi tamasya berdua dan lain-lain. Semua aktivitas ini adalah pintu menuju kemaksiatan. Pacaran identik dengan duduk berduaan. Padahal Islam sudah dengan jelas melarang yang namanya khalwat atau berdua di suatu tempat di mana tidak ada orang lain.
Rasululloh telah menegaskan :
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita,karena sesunggguhnya setan menjadi yang keiga di antara mereka berdua” (HR Ahmad,Ibn Hibban,Al-Thabrani dan Al Baihaqi)
“Barang siapa beriman kepada Alloh dan  hari akhir,maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua.”( HR Ahmad)
Janganlah seorang laki laki berkhalwat dengan seorang wanita,kecuali jika bersama dengan mahram sang wanita tersebut.Lalu berdirilah seseorang dan berkata,’wahai Rasululloh, istriku keluar untuk berhaji dan aku telah mendaftarkan diri untuk berjihad pada perang ini dan itu. Rasululloh SAW menjawab, ‘kembalillah dan berhajilah bersama istrimu”(HR Al Bukhari)
Dengan membudayanya pacaran, maka turunlah pamor dan makna akan sucinya cinta. Mereka beranggapan bahwa cinta dapat diluapkan kepada siapa dan dimana saja. Hal inilah yang mengakibatkan sering terjadinya keretakan dalam berumah tangga, padahal itu sangat dibenci oleh Allah SWT. Selain itu dampak dari maraknya perceraian, mereka yang belum pernah merasakan duduk di dalam tahta pernikahanpun akan enggan untuk melaksanakannya, karena mereka beranggapan lebih baik tidak menikah dan bisa merasakan cinta, daripada menikah hanya membuat sengsara.
Buat para wanita, sesungguhnya jika seorang laki-laki benar-benar mencintaimu karena Alloh, maka dia tangan pernah menyentuhmu ,apalagi merenggut kehormatanmu sebagai seoranng wanita, namun dia akan mendatangi walimu dengan segenap keberanian untuk menikahimu.
Jika memang kita masih terlalu muda untuk menikah, atau dengan alasan yang lain, agar cinta kita tidak berujung pada kemaksiatan, Islam telah memberikan solusi yaitu dengan cara khitbah-ta’aruf. Dalam proses khitbah-ta’aruf perkenalan itu lebih mudah dijalani,masing-masing dapat mengetahui pasangannya dengan lebih baik karena sumber-sumbernya tidak hanya dari dirinya ,tapi bisa dari ayah-ibunya atau keluarganya Dengan cara ini,tidak akan ada pihak yang dirugikan ,baik laki-laki ataupun perempuan.

0 komentar:

Posting Komentar