Di
susun oleh :
1.
Alfian Wahyu P (5201413043)
2.
Hanif Fery Nurdiawan (5201413060)
3.
Merlin Mustika Sari (7101413153)
4.
Nofita Hapsari (7101413320)
5.
Panggih Listiani (7101413389)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Pendidikan merupakan faktor utama
dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia
tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam
sistem pendidikan formal ( sekolah ) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan
mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkunga
itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Dengan kata lain proses perkembangan
pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung
tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung
pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
Secara umum
fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan
yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Terdapat
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara lingkungan yang satu
dengan lingkungan yang lain.
Lingkungan keluarga sebagai dasar
pembentukan sikap dan sifat manusia. Lingkungan sekolah sebagai bekal
keterampilan dan ilmu pengetahuan, sedangkan lingkungan masyarakat merupakan
tempat praktek dari bekal yang diperoleh di keluarga dan sekolah sekaligus
sebagai tempat pengembangan kemampuan diri.
1.2. Tujuan
Dalam
pembuatan makalah “LINGKUNGAN PENDIDIKAN” bertujuan untuk :
1. Memberikan
pengertian kepada mahasiswa tentang lingkungan pendidikan
2. Memberikan
informasi mengenai pentingnya akan lingkungan pendidikan
3. Menjelaskan
kepada mahasiswa peranan lingkungan pendidikan terhadap perkembangan pendidikan
4. Menjelasakan
kepada mahasiswa dampak yang ditimbulkan lingkungan pendidikan terhadap
perkembangan pendidikan
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Apa
yang di maksud dengan lingkungan pendidikan ?
3. Apa
saja jenis-jenis lingkungan pendidikan ?
4. Apa
pengaruh lingkungan pendidikan ?
5. Bagaimana
fungsi dari lingkungan pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian pendidikan
Pendidikan
adalah usaha yang dijalankan seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi
dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam
arti mental.
Pengertian pendidikan menurut para
ahli :
1. langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak tertuju
pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
2.
John Dewey
Pendidikan Adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesame manusia.
3. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan Adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
4. UUNo. 2Tahun 1989
Pendidikan Adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.
2.2. Faktor-faktor pendidikan
1.
faktor tujuan
Secara
singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional ialah untuk kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
2.
faktor pendidik
Pendidik
ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Pendidik ini meliputi ;
a. orang dewasa
b. orang tua.
c. Guru.
d. pemimpin
masyarakat.
e. pemimpin agama.
3.
faktor anak
didik
adalah setiap
orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.
4.
faktor alat
pendidik
adalah suatu tindakan atau
situasi yang sengaja diadakan untuk terciptanya suatu tujuan pendidik yang
tertentu.
5.
faktor
lingkungan
merupakan
faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu
lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.
2.3. Pengertian
Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu
berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan
dapat diartikan, sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak.
Lingkungan dapat berupa hal-hal nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan,
politik, sosial-ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, dan upaya lain yang
dilakukan oleh manusia termasuk di dalamnya pendidikan.
Lingkungan pendidikan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa benda mati, makhluk hidup,
ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama
yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat
pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini
kemudian secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis
dan tanggungjawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga
tersebut.
Dalam memberikan pengaruh terhadap
perkembangan anak, lingkungan ada yang sengaja diadakan (usaha sadar) ada yang
tidak usha sadar dari orang dewasa yang normatif disebut pendidikan, sedang
ynag lain disebut pengaruh. Lingkunga yang dengan sengaja diciptakan untuk
mempengaruhi anak ada tiga, yaitu : lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkunga ini disebut lembaga pendidikan atau
satuan pendidikan.
Lembaga pendidikan adalah organisasi
atau kelompok manusia yang Karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas
terlaksananya pendidikan. Badan pendidikan itu bertugas memberi pendidikan
kepada si terdidik (Marimba,1980). Secara umum fungsi lembaga pendidikan adalah
menciptakan situasi yang memungkinkan proses pendidikan dapat berlangsung.
Menurut Hasbullah
(2003) lingkungan pendidikan mencakup :
Ø Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim,
keadaan tanah, keadaan alam.
Ø Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan
warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan,
pandangan hidup, dan pandangan keagamaan.
Ø Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial
atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan dan lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan
bersifat positif apabila memberikan pengaruh sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan. Lingkungan bersifat negatif apabila berpengaruh secara kontradiktif
dengan arah dan tujuan pendidikan. Maka intensitas pengaruh lingkungan terhadap
peserta didik tergantung sejauh mana anak dapat menyerap rangsangan yang
diberikan lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan
memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
2.4. Fungsi
Lingkungan Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam arti sempit adalah membantu
secara sadar perkembangan
jasmani dan rokhani peserta didik. Sedangkan fungsi pendidik dalam arti luas ialah sebagai alat:
a. Pengembangan
pribadi.
b. Pengembangan
warga Negara.
c. Perkembangan
kebudayaan.
d. Perkembangan
bangsa.
Fungsi
lingkungan pendidikan lainnya adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan
pendidikan dapat menjamin kehidupan emosional peserta didik untuk tumbuh dan
berkembang. Kehidupan emosional ini sangat penting dalam pembentukan pribadi
anak.
2. Lingkungan
pendidikan membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan
sekitarnya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, terutama berbagai
sumberdaya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan secara
optimal.
3. Lingkungan
pendidikan berfungsi sebagai wahana yang amat besar bagi perkembangan individu
dan masyarakat dalam memperluas dan mempercepat usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa.
4. Mengajarkan tingkah
laku umum dan untuk menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu
dalam masyarakat.
5. Di
dalam lingkungan pendidikan dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik baik dalam bentuk karier, akademik, kehidupan beragama,
kehidupan sosial budaya, maupun keterampilan lainnya
2.5. Jenis-jenis
Lingkungan Pendidikan
Ø Pendidikan lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan
dan bimbingan. Tugas utama dari
keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi
pendidikan • pandangan hidup
keagamaan. Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses
belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.
1. Fungsi dan peranan pendidikan keluarga
a. pengalaman pertama masa kanak-kanak
lingkungan pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama yang merapakan
faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini
sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah
keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.
b. menjamin kehidupan emosional anak
melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional ataukebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi
atau dapatberkembang
dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungandarah antara pendidikan dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena hubungan
tadididasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.
c. menanamkan dasar pendidikan moral
di dalam
keluarga juga merapakan penanaman utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam
sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat di contoh
anak.
d. memberikan dasar pendidikan sosial
perkembangan
benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk sedini mungkin,
terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong
royong secara kekeluargaan, menolong
saudara atau tetangga yang sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian,
kebersihan dan keserasian dalam segala hal.
e. peletakan dasar-dasar agama
masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar kehidupan beragama, dalam hal ini tentu terjadi dalam keluarga.
Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid bersama-sama untuk
menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau
ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kepribadian anak.
2. Tanggung Jawab Keluarga
a. adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai
hubungan orang tua dan anak.
hubungan orang tua dan anak.
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
kedudukan orang tua terhadap keturunannya.
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga
yang pada gilirannya akan menjadi
tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara.
d. memelihara dan
membesarkan anak.
e. Memberi pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
Ø Pendidikan lingkungan sekolah.
Pada dasarnya pendidikan sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalani
keluarga, yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam
keluarga. Disamping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak yang
menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah
ini, yaitu sebagai berikut:
a. pendidikan
diselenggarakan secara khusus dan bagi atas jenjang yang
memiliki hubungan hierarkis.
memiliki hubungan hierarkis.
b. usia anak didik disuatu jenjang pendidikan
relativ homogen.
c. waktu
pendidikan relativ lama sesuai dengan program pendidikan yang
harus diselesaikan.
harus diselesaikan.
d. materi atau isi pendidikan lebih banyak
bersifat akademis dan umum.
e. adanya
penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap
kebutuhan dimasa yang akan datang.
kebutuhan dimasa yang akan datang.
1.
Sifat-sifat lembaga pendidikan .
·
tumbuh sesudah
keluarga ( pendidik kedua).
·
merupakan
lembaga pendidikan formal.
·
merupakan
lembaga yang tidak bersifat kodrati.
2. fungsi dan peranan
sekolah
peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu
lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta
memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya.
fungsi sekolah menurut Suwarno dalam bukunya Pengantar Umum
Pendidikan,
adalah
·
Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan
pengetahuan
·
Spesialisasi
·
Efisiensi
·
Sosialisasi
·
Konservasi dan transmisi cultural.
·
Transisi dari rumah ke masyarakat
3. Macam –
macam sekolah
ditinjau
dari segi yang mengusahakan
o Sekolah negeri
o Sekolah
swasta
ditinjau
dari sudut tingkatan
o Pendidikan
dasar
o Pendidikan
menengah
o Pendidikan tinggi
ditinjau dari sifatnya
o Sekolah umum
o Sekolah kejuruan
Ø
Pendidikan lingkungan masyarakat
Dalam konteks
pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini, telah mulai ketika
anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampak lebih luas.
Lembaga
pendidikan yang dalam istilah UU No. 20 Tahun 2003 disebut dengan jalur pendidikan non formal ini, bersifat
fungsional dan praktis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja peserta didik yang berguna
bagi usaha perbaikan taraf hidupnya. Pendidikan ini mempunyai
cirri-ciri sebagai berikut:
a. pendidikan
diselenggarakan dengan sengaja di luar sekolah
b. peserta
umumnya mereka yang sudah tidak bersekolah
c. pendidikan tidak mengenal jenjang dan program
pendidikan untuk
jangka waktu pendek.
jangka waktu pendek.
d. Peserta
tidak perlu homogen
e. Ada
waktu belajar dan metode formal, serta evaluasi yang sistematis.
f. Isi
pendidikan bersifat praktis dan khusus
g. Keterampilan
kerja sangat ditekankan
Beberapa
istilah jalur pendidikan luar sekolah
a. pendidikan
social
b. pendidikan
Masyarakat
c. pendidikan
rakyat
d. pendidikan luar sekolah
2.6. Pengaruh Lingkungan Dalam
Pendidikan.
Secara umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya
pendidikan Islam yaitu:
1. Pengaruh positif, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima,memahami,
meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2. Pengaruh negatif, yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang
kepada anak untuk menerima, memahami, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam.
3. Pengaruh netral, yaitu lingkungan yang memberikan dorongan untuk
meyakini atau mengamalkan agama, demikian pula tidak menghalangi anak-anak
untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.
2.7. Menciptakan Lingkungan Sekolah Yang Kondusif
Lingkungan pendidikan yang kondusif merupakan lingkungan yang dapat
membangkitkan semangat belajar dan menjadi faktor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar. Untuk menciptakan
lingkungan yang kondusifharus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang
menyenangkan dengan pengaturan ruang belajar, sarana belajar, susunan tempat
duduk, pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari, serta sikap dan
hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik dan lain-lain.
Lingkungan yang kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan
kegiatan sebagai berikut:
1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran remidial bagi peserta didik yang kurang
berprestasi.
3. Memberikan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.
4. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antara peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan
pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggungjawab bersama
antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang
menekankan pada evaluasi diri sendiri (self evaluation).
2.8. Mendayagunakan Lingkungan.
Pendayagunaan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran ysng
menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa
kegiatan pembelajaran akan lebih menarik minat siswa apabila apa yang
dipelajari diangkat dari lingkungannya sehingga siswa mendapatkan pemahaman dan
kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan langsung terhadap apa yang
terjadi di lingkungannya, sehingga pada akhirnya siswa akan memiliki rasa
cinta, peduli, dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Pembelajaran
berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara:
1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran
seperti karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
2. Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber,
atau sumber tiruan seperti model, gambar, dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah di atas adalah bahwasanya lingkungan pendidikan tempat seseorang
memperoleh pendidikan secara langsung atau tidak langsung yang sangat penting
bagi pembentukan kepribadian seseorang dan dalam perkembangan dunia pendidikan.
Lingkungan
pendidikan ada beragam jenisnya , yaitu lingkungan keluarga yang menjadi faktor
utama, lingkungan sekolah yang menjadi faktor kedua , dan lingkungan masyarakat
yang menjadi faktor ketiga, dan ketiganya saling berkaitan satu sama lain . dan
juga fungsi lingkungan pendidikan sendiri yang menjadi faktor terciptanya
pendidikan yang di harapkan.
3.2.
Saran
Melalui makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih
mengerti dan peduli terhadap lingkungan yang berpengaruh pada praktek
pendidikan, karena dari lingkungan-lingkungan pendidikan tersebut akan
terbentuk kepribadian seorang individu.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Kiswan. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Ciamis
: Darussalam.
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta
: Raja Grafindo Persada.
TIM Dosen FIP-IKIP Malang. 1988. Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.Jakarta. 2008
Dimyati dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta. Proyek Pembinaan dan Pengembangan Mutu Tenaga Kependidikan, Depdikbud.
Hamalik, Oemar.
(1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :
Bumi Aksara.
Sudjana, Nana.
(1989). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung :
Sinar Baru.
0 komentar:
Posting Komentar