KESUCIAN
CINTA YANG TERRENGGUT PERGAULAN
MUDA-MUDI ZAMAN SEKARANG
Cinta merupakan anugerah yang
kuasa, anugerah yang terindah dalam kehidupan di dunia, suatu hal yang dapat
memanusiakan mahluk yang disebut manusia. Sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi
dan merupakan fitrah dari manusia itu sendiri. Selain cinta, Allah yang Maha
Sempurna juga menurunkan ajaran-Nya kepada Rasul yang dicintai-Nya, Islam
merupakan ajaran yang diridhai dan di rahmati oleh-Nya.
Dalam
ajaran Islam telah terangkum seluruh tuntunan untuk menuju ke jalan cahaya,
jalan yang akan menuntun umatnya ke dalam tempat yang diidamkan semua mahluk,
Jannah-Nya. Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil’alamiin, yaitu
rahmat bagi seluruh umat, didalamnya terdapat tuntunan akan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dijauhi, selain itu cinta juga diajarkan dalam
agama ini.
Makna
dari cinta itu amatlah luas, seperti cinta dari orang tua, sesama, teman, dan
sebagainya, namun kesucian akan makna cinta pada masa sekarang telah berubah
makna, cinta diartikan sebagai kasih sayang terhadap kekasih atau lawan jenis
yang dianggap istimewa olehnya. Mereka rela berkorban apapun demi seseorang
yang ia cintai dengan tanpa memperhatikan efek dari perbuatannya dan sikap dari
orang di sekelilingnya.
Era sekarang
seorang remaja dapat merealisasikan cinta ketika seorang lelaki berani
mengungkapkannya kepada si gadis, dan akhirnya mereka terjalin dalam suatu
hubungan yang dinamakan pacaran. Suatu hubungan yang sangat dilarang oleh
ajaran agama secara tegas.
Jika
ditinjau dengan akal, pikiran dan dibuktikan dengan fakta dan realitas yang
ada, sungguh benar ajaran Islam itu untuk melarang apa yang disebut
pacaran. Fenomena yang ada, pacaran
bukanlah jalan yang ditempuh untuk mengaplikasikan makna suci dari cinta,
justru sebaliknya sebagai ajang perenggut kesucian dari makna cinta.
Pacaran
merupakan tindakan yang kurang rasional jika kita berpikir jernih dan
berlandaskan hati nurani. Pacaran hanya akan membawa pelakunya kedalam lubang
maksiat, dosa, susah dan suram,
Bagaimana
tidak, pacaran merupakan suatu hubungan yang akan sangat merugikan bagi wanita.
Lelaki merupakan sosok yang memiliki jiwa pengelana, maka dari itu dengan
sesuka hati mereka bebeas untuk berkelana dari satu hati ke hati yang lain.
Namun jika mereka diharuskan memilih perempuan mana yang akan menjadi istrinya,
mereka pasti berpikiran yang sama, yaitu wanita yang baik, solehah, dan
berperangai luhur nan ayu.
Sebaliknya,
wanita merupakan sosok yang mencerminkan kehormatan, kehormatan wanita lah yang
menjadi taruhannya, jika kehormatannya terrenggut oleh seseorang yang belum
berhak, maka hancurlah kedudukan dan kehormatannya.
Hasil
dari pacaran secara riil dapat kita lihat di sekeliling kita, memang lebih
banyak dampak negatifnya dari pada positif. Meskipun ujung-ujungnya orang yang
menjalin cinta sampai ke gerbang pernikahan pastilah pernikahan mereka tidak
seindah apa yang diharapkan.
Dengan
maraknya pacaran, marak juga MBA yaitu Married By Accident, suatu kondisi yang
tidak diharapkan oleh setiap orang tua dan tidak sesuai dengan jiwa dan adat
kebudayaan orang-orang Indonesia.
Dengan
membudayanya pacaran, maka turunlah pamor dan makna akan sucinya cinta. Mereka
beranggapan bahwa cinta dapat diluapkan kepada siapa dan dimana saja. Hal
inilah yang mengakibatkan sering terjadinya keretakan dalam berumah tangga,
padahal itu sangat dibenci oleh Allah SWT. Selain itu dampak dari maraknya
perceraian, mereka yang belum pernah merasakan duduk di dalam tahta
pernikahanpun akan enggan untuk melaksanakannya, karena mereka beranggapan
lebih baik tidak menikah dan bisa merasakan cinta, daripada menikah hanya
membuat sengsara.
0 komentar:
Posting Komentar