KESUCIAN CINTA YANG TERRENGGUT PERGAULAN
REMAJA ZAMAN
SEKARANG
Cinta merupakan anugerah yang kuasa, anugerah yang terindah dalam kehidupan di dunia,
suatu hal yang dapat memanusiakan mahluk yang disebut manusia. Sebuah kebutuhan
yang harus dipenuhi dan merupakan fitrah dari manusia itu sendiri. Alloh
menanamkan rasa cinta kepada jiwa kita sebagai bentuk dari rasa cinta-Nya
kepada kita agar kita berfikir tentang-Nya.
Alloh
yang menjadikan rasa cinta antara jenis yang berlawanan,sama seperti Alloh
jadikan rasa cinta manusia terhadap apa pun yang diinginkan didunia. Alloh telah berfirman :
Di
jadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia
dan disisi Alloh- lah tempat kembali
yang baik
(surga).(QS Ali Imran :14)
Dalam
ajaran Islam telah terangkum seluruh tuntunan untuk menuju ke satu tujuan yang sama yaitu surga. Di dalam Islam terdapat
tuntunan akan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dijauhi, selain itu
cinta juga diajarkan dalam agama ini. Islam
adalah agama yang mengajarkan cinta kasih .Cinta dari orang tua kepada anaknya, cinta kepada sesama saudaranya,sesama manusia,cinta antara pasangan
suami istri dan sebagainya.
Islam
tidak pernah melarang yang namanya cinta,
namun
Islam mengajarkan cinta agar
berjalan sesuai koridornya. Islam mengatur bagaimana cara melaksanakan cinta kepada
orang tua,kepada sesama
manusia,kepada saudara seiman,dan cinta kepada lawan jenis.
Bila
membicarakan tentang cinta kepada lawan jenis,maka satu-satunya jalan adalah
pernikahan,di mana dengan penikahan semua cinta menjadi halal dan penuh keberkahan.Sebaliknya Islam melarang
segala macam bentuk interaksi cinta yang tidak halal.
Makna
dari cinta itu amatlah luas, seperti cinta dari orang tua, sesama, teman, dan
sebagainya, namun kesucian akan makna cinta pada masa sekarang telah berubah
makna, cinta diartikan sebagai kasih sayang terhadap kekasih atau lawan jenis
yang dianggap istimewa olehnya. Mereka rela berkorban apapun demi seseorang
yang ia cintai dengan tanpa memperhatikan efek dari perbuatannya dan sikap dari
orang di sekelilingnya.Hal
ini terjadi karena mereka tidak mengerti makna dari cinta yang sebenarnya.
Era sekarang seorang remaja dapat
merealisasikan cinta ketika seorang lelaki berani mengungkapkannya kepada si wanita, dan akhirnya mereka terjalin dalam suatu
hubungan yang dinamakan pacaran.
Suatu hubungan yang sangat dilarang oleh ajaran agama secara tegas. Di mana hal ini adalah bentuk penyelewengan terhadap
makna cinta kepada lawan jenis yaitu merupakan sesuatu yang mendekati perbuatan
zina, bahkan kadang malah bisa berujung dengan zina, padahal Islam telah jelas
melarang segala perbuatan yang mendekati zina.
"Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang
buruk." (QS. Al-Isra, 17 : 32)
Jika ditinjau dengan akal, pikiran dan dibuktikan
dengan fakta yang ada, sungguh benar ajaran Islam itu untuk melarang apa yang
disebut dengan pacaran. Dalam
kondisi yang ada,
pacaran bukanlah jalan yang ditempuh untuk menerapkan makna suci dari cinta,
justru sebaliknya sebagai ajang perenggut kesucian dari makna cinta.
Pacaran
merupakan tindakan yang kurang rasional jika kita berpikir jernih dan
berlandaskan hati nurani. Pacaran hanya akan membawa pelakunya kedalam lubang
maksiat, dosa, susah dan suram.
Bagaimana
tidak, pacaran merupakan suatu hubungan yang akan sangat merugikan bagi wanita.
Lelaki merupakan sosok yang memiliki jiwa pengelana, maka dari itu dengan
sesuka hati mereka bebas untuk berkelana dari satu hati ke hati yang lain.
Namun jika mereka diharuskan memilih perempuan mana yang akan menjadi istrinya,
mereka pasti berpikiran yang sama, yaitu wanita yang baik, solehah, dan belum
pernah ternodai oleh laki-laki manapun.
Sebaliknya,
wanita merupakan sosok yang mencerminkan kehormatan, kehormatan wanita lah yang
menjadi taruhannya, jika kehormatannya terenggut oleh seseorang yang belum
berhak, maka hancurlah kedudukan dan kehormatannya. Sebagai seorang wanita, harusnya mereka berlomba-
lomba untuk menjadi pelabuhan terakhir dari jiwa seorang lelaki.
Hasil
dari pacaran secara riil dapat kita lihat di sekeliling kita, memang lebih
banyak dampak negatifnya dari pada positif. Meskipun ujung-ujungnya orang yang
menjalin cinta sampai ke gerbang pernikahan pastilah pernikahan mereka tidak
seindah apa yang diharapkan.
Pacaran memang awalnya hanya ngobrol bareng,
terus berlanjut bergandengan tangan, lalu dilanjutkan berciuman,berpelukan, dan
yang paling parah berujung pada perbuatan zina. Islam melarang interaksi antara
lelaki dan perempuan yang tidak berkepentingan,seperti jalan bareng, nonton
bioskop, pergi tamasya berdua dan lain-lain. Semua aktivitas ini adalah pintu
menuju kemaksiatan. Pacaran identik dengan duduk berduaan. Padahal
Islam sudah dengan jelas melarang yang namanya khalwat atau berdua di suatu
tempat di mana tidak ada orang lain.
Rasululloh telah menegaskan :
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat
dengan seorang wanita,karena sesunggguhnya setan menjadi yang keiga di antara
mereka berdua” (HR Ahmad,Ibn Hibban,Al-Thabrani dan Al Baihaqi)
“Barang siapa beriman kepada Alloh dan hari akhir,maka janganlah ia berkhalwat
dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi
yang ketiga di antara mereka berdua.”( HR Ahmad)
Janganlah seorang laki laki berkhalwat dengan
seorang wanita,kecuali jika bersama dengan mahram sang wanita tersebut.Lalu berdirilah seseorang
dan berkata,’wahai Rasululloh, istriku keluar untuk berhaji dan aku telah
mendaftarkan diri untuk berjihad pada perang ini dan itu. Rasululloh SAW
menjawab, ‘kembalillah dan berhajilah bersama istrimu”(HR Al Bukhari)
Dengan
membudayanya pacaran, maka turunlah pamor dan makna akan sucinya cinta. Mereka
beranggapan bahwa cinta dapat diluapkan kepada siapa dan dimana saja. Hal
inilah yang mengakibatkan sering terjadinya keretakan dalam berumah tangga,
padahal itu sangat dibenci oleh Allah SWT. Selain itu dampak dari maraknya
perceraian, mereka yang belum pernah merasakan duduk di dalam tahta
pernikahanpun akan enggan untuk melaksanakannya, karena mereka beranggapan
lebih baik tidak menikah dan bisa merasakan cinta, daripada menikah hanya
membuat sengsara.
Buat para wanita, sesungguhnya jika seorang
laki-laki benar-benar mencintaimu karena Alloh, maka dia tangan pernah
menyentuhmu ,apalagi merenggut kehormatanmu sebagai seoranng wanita, namun dia
akan mendatangi walimu dengan segenap keberanian untuk menikahimu.
Jika memang kita masih terlalu muda untuk
menikah, atau dengan alasan yang lain, agar cinta kita tidak berujung pada
kemaksiatan, Islam telah memberikan solusi yaitu dengan cara khitbah-ta’aruf.
Dalam proses khitbah-ta’aruf perkenalan itu lebih mudah dijalani,masing-masing
dapat mengetahui pasangannya dengan lebih baik karena sumber-sumbernya tidak
hanya dari dirinya ,tapi bisa dari ayah-ibunya atau keluarganya Dengan cara
ini,tidak akan ada pihak yang dirugikan ,baik laki-laki ataupun perempuan.
0 komentar:
Posting Komentar